RSS

Kamis, 16 Desember 2010

SYRUP

SYRUP

I. DEFINISI

Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan sebagai Sirup. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagi Sirup, atau Sirup Simpleks. Penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk bentuk sediaan cair lain yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi oral.

Sirup banyak digunakan dalam pengobatan, ada yang hanya untuk corrigen rasa, tetapi juga ada yang merupakan remidium cardinale.

Sirup sebagai corrigen ditambahkan sebagai perbaikan rasa untuk obat minum, cukup dalam jumlah 10-20 ml untuk tiap 100 ml larutan obat. Sirup yang dipakai dalam corrigen saporis adalah sirup simplex, sirupus aurantii, atau sirup rhoeados.

Sirup sebagai obat berupa preparat yang sudah distandardisasi dapat diberikan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain termasuk didalamnya yaitu dry sirup atau sirup kering yaitu campuran obat dengan saccharosa, harus dilarutkan dalam air dalam jumlah tertentu sebelum digunakan. Keuntungan sirup kering daripada sirup cairan adalah sirup kering dapat tahan disimpan lebih lama.

II. CONTOH RESEP SYRUP

a. Resep syrup paten ditambah dengan bahan aktif

dr. Anugerah Sehat

SIP No: 14/ KANDEP / IJIN / XII / 1988

Jl. Maluku I / 100 Semarang

Telp: 024-6712345

Semarang,

R/ OBB syrup fl I

Adde pro cth

Cod HCl 5 mg

M f syrup 100ml

S t d d cth I I

Pro : Tn. Ronald

KETERANGAN

1. Dalam resep tersebut berarti diminta untuk mengambil OBB syrup I fls (Tempo Scan Pacifik), ditambahkan Codein HCl 5 mg tiap 5 ml, lalu dibuat menjadi sirup dengan jumlah 100 ml.

OBB syrup. Tiap 5ml sirup mengandung:

- Ephedrin HCl 10 mg

- Guaiafenesinum 50 mg

- Klorfeniramin maleat 2 mg

Kemasan sirup adalah 60 ml.

2. Dilihat dari Komposisi OBB yaitu berkhasiat sebagai obat batuk berdahak (ekspektoransia) karena mengandung Guaiafenesinum, dengan mekanisme kerjanya yaitu untuk mengeluarkan dahak dengan cara meningkatkan frekuensi batuk supaya dahak yang ada didalam tenggorokan dapat dirangsang untuk dapat dikeluarkan, dan ditambahkan Codein HCl yang berkhasiat sebagai antitusiv yaitu untuk batuk kering dengan frekuensi batuk berlebih yang menggangu maka diberikan antitusiv yang bekerja dengan cara menekan batuk supaya tidak terjadi batuk lagi. Maka terjadi antagonisme dari cara kerja dan khasiatnya antara Guaiafenesinum dan Codein HCl, ditanyakan apakah memang dikehendaki atau tidak.

3. Kelarutan :

- Ephedrin HCl : larut dalam 4 bagian air, larut dalam etanol.

- Guaiafenesinum : larut dalam air, dan dalam etanol ( 95 % ) P

- Klorfeniramin maleat : larut dalam 4 bagian air, larut dalam etanol

- Codein HCl : larut dalam 20 bagian air

4. Dilihat dalam persediaan apakah terdapat OBB syrup atau harus diambil bagin-bagiannya karena tidak disediakan.

5. Dilihat apakah semua bahan terdapat dalam bentuk zat aktifnya, sehingga zat aktif langsung dapat dilarutkan karena semua bahan obatnya dapat dilarutkan dan jumlah airnya mencukupi untuk melarutkan bahan obat.

6. Jika ternyata tidak terdapat zat aktifnya maka diambil tabletnya contoh tablet ephedrine, tablet GG, atau tablet CTM, masalahnya jika yang tersedia tablet berarti yang terdapat dalam tablet bukan hanya ada zat aktifnya saja tetapi juga terdapat zat-zat tambahan penyusun tablet dan ada bahan-bahan yang tidak larutnya maka perlu di suspensikan, sehingga kita butuh suspending agent yaitu dipakai Pgs sebanyak 1%.

7. Karena jumlah bahan CTM yang diambil kurang dari 50 mg maka harus ada pengenceran.

8. Bj larutan 1,3 karena bentuk sediaannya adalah sirup maka pelarut yang digunakan sirup simplex tanpa keterangan lain.

PERHITUNGAN JUMLAH BAHAN

OBB syrup. Tiap 5 ml sirup mengandung, dalam tiap kemasan sirup adalah 60 ml.

Jika diambil bagian-bagiannya maka dengan mengambil bahan aktif obat bukan sediaan tabletnya sehingga tanpa penambahan pgs.

- Ephedrin HCl 10 mg } = 120 mg

- Guaiafenesinum 50 mg } X = 600 mg

- Klorfeniramin maleat 2 mg } = 24 mg trituratio ( 1:100 )

- Sirup Simplex ad 60 ml

Codein HCl = x 5 mg = 100 mg

Klorfeniramin maleat 24 mg trituratio ( 1:100 )

50 mg CTM + aqua dest ad 5000 mg

Timbang = 2400 mg = 2,4 g

PERHITUNGAN DOSIS

DM Chlorpheniramini maleas

1x = -

1hr = 40 mg

DL Chlorpheniramini maleas Pemakaian :

1x = 2 - 4 mg 1x = x 24 mg = 2,4 mg < DM sesuai DL

1hr = 6 -16 mg 1hr = 3 x 2,4 mg = 7,2 mg < DM sesuai DL

DM Ephedrin HCl DL Pemakaian :

1x = 50mg 1x= 10 mg-30 mg 1x = x 120 mg = 12 mg sesuai DL <>

1hr = 150 mg 1hr=30 mg-100 mg 1hr = 3 x 12mg = 36 mg sesuai DL < DM

DM Codein HCl DL Pemakaian :

1x = 60 mg 1x-10-20 mg 1x = 2 x 5 mg = 10 mg sesuai DL

1hr = 300 mg 1hr=30 mg-60 mg 1hr = 3 x 10mg = 30 mg sesuai DL < DM

CARA PEMBUATAN

  1. Timbang Chlorfeniramini Maleas 50 mg larutkan dengan air, cukupkan ad 5 ml.
  2. Timbang 2,4 g larutan trituratio, sisanya dibungkus ditempel dengan identitas, sisa trituratio 1:100 dalam aqua dest.
  3. Kalibrasi botol karena sediaan yang diminta dalam satuan ml.
  4. Timbang Ephedrin HCl dan Codein HCl, larutkan dengan sirup simplex ± 10 ml dalam erlenmeyer , karena berupa garam yang mudah larut, masukkan botol.
  5. Ambil Guaiafenesinum , masukkan erlenmeyer larutkan.
  6. Tambahkan CTM hasil trituratio
  7. Masukkan botol, bilas erlenmeyer ad bersih
  8. Cukupkan dalam botol ad 100 ml.
  9. Etiket warna putih, Dengan signa “ Tiga kali sehari dua sendok teh”
  10. Beri label ” tidak boleh diulang tanpa resep dokter” Beri label ‘ Kocok Dahulu”

KHASIAT

- Ephedrin HCl : simpatomimetik

- Gliseril Guaiacolat : ekspektoran

- Klorfeniramin maleat : antihistamin

- Codein HCl : antitusiv narkotik.

GAMBAR PEMBUATAN SYRUP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar